Pages

Ads 468x60px

Selasa, 21 Februari 2012

Indonesia Negara Super Power ? Segera Benahi Kualitas Manusia Indonesia

Indonesia memiliki kapasitas yang besar untuk menjadi sebuah negara maju (dan barangkali sebuah negara super power). Hampir semua faktor pendukung kemajuan dimiliki bangsa ini mulai dari luas wilayahnya, kekayaan alam yang dikandungnya, posisi strategisnya, kekayaan budayanya, dan jumlah manusia penghuninya.
Akan tetapi semua hal tersebut masihlah belum cukup, dan Indonesia saat ini masih berada di dalam kategori negara dunia ketiga. Ada satu faktor utama yang masih belum dimiliki Indonesia yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, yang mampu bersaing di pentas dunia internasional.
Sekilas jika kita menoleh pada perjalanan dan kondisi bangsa-bangsa lain, khususnya negara-negara yang tergolong maju dan memegang kendali penting dalam percaturan politik dan ekonomi internasional, banyak yang memiliki luas wilayah yang jauh lebih kecil dari Indonesia dan di antara mereka banyak yang tak memiliki kekayaan alam yang bisa dibanggakan. Akan tetapi ada satu hal yang mereka miliki tapi tak dimiliki Indonesia; mereka memiliki manusia-manusia yang berkualitas.
Bukan berarti kekayaan alam dan wilayah tidaklah penting. Alam dan wilayah tetaplah penting. Akan tetapi memiliki kelebihan dalam bidang tersebut tak ada artinya tanpa kualitas orang-orang di dalamnya. Negara-negara maju yang ada di dunia ini  tidaklah akan sampai pada posisi mereka berdiri tanpa bantuan dari sumber-sumber daya di alam. Mereka tetap membutuhkannya, akan tetapi mereka memperolehnya dari negara-negara lain yang memiliki kekayaan alam yang dimaksud. Mereka membelinya dalam bentuk mentah dengan harga murah, lalu kemudian memakai dan mengolahnya untuk dijadikan barang berkualitas yang pastinya berharga jauh lebih tinggi dari harga aslinya. Seandainya mereka tak bisa memperoleh sumber daya alam tersebut dengan mudah, maka kekuatan paksaan tak jarang digunakan seperti halnya yang terjadi pada era penjajahan bangsa-bangsa barat.
Lagi-lagi dalam hal ini, perbedaan kualitas manusia menjadi faktor paling menentukan. Jika negara-negara yang memiliki kekayaan alam melimpah punya manusia yang berkualitas, tentu mereka akan bisa mengolah sendiri kekayaan alam dan mendapat keuntungan besar bagi mereka sendiri; tidak harus desperate menjual kekayaan alam yang dimiliki pada pihak lain dengan harga murah. Dan juga jika negara-negara yang punya kekayaan alam itu memiliki manusia-manusia yang unggul tentu juga tak akan berhasil ditaklukkan dan dijajah dalam jangka waktu lama. Karena kualitas yang ‘rendahan’ lah negara-negara tersebut bisa diadu domba satu sama lain untuk kemudian dikuasai. Mereka juga tak akan kalah dalam pertempuran menghadapi para penjajah itu kalau mampu menghasilkan persenjataan yang canggih sebagaimana yang dimiliki negara penjajah.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana dengan kualitas manusia Indonesia saat ini? Apa mungkin kualitas manusia Indonesia bisa ditingkatkan untuk kemudian sejajar dengan negara-negara maju?
Jika melihat fakta yang ada saat ini, sejujurnya secara umum kualitas manusia Indonesia masih mengecewakan. Semuanya, mulai dari posisi di atas sampai di tingkat paling rendah akan dengan mudahnya kita temui keadaan-keadaan yang membuat miris hati yang melihat.
Dari tingkat atas, kita lihat bagaimana tingkah polah para pemegang kekuasaan baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Kolusi dan korupsi merajelala. Penghamburan uang negara terjadi dimana-dimana. Kekuasaan dipakai untuk kepentingan dan memperkaya diri sendiri maupun kelompoknya. Fasilitas negara digunakan untuk bersenang-senang dan rekreasi. Masih agak mending jika kualitas kerjanya baik, tapi kenyataannya  jauh panggang dari api. Perusahaan-perusahaan negara seringkali memiliki neraca keuangan yang negatif alias merugi. Kinerja masih buruk apalagi jika harus disandingkan dengan perusahaan-perusahaan internasional.
Di tingkat menengah sering kita lihat para pegawai dan pekerja yang memiliki etos kerja dan tingkat disiplin yang rendah. Banyak yang korupsi waktu, memakai jam kerja untuk sekedar internetan atau facebook an, atau memakai jam kerja untuk kegiatan yang tak ada kaitannya dengan kerja seperti halnya berbelanja. Kualitas pelayanan masyarakat hanya apa adanya, bahkan seringkali mengecewakan. Semua proses perijinan berbelit-belit, bertele-tele, dan susah. Hal ini hampir terjadi di semua bidang.
Di tingkat paling rendah, terjadi banyak pengangguran. Banyak juga masyarakat yang bekerja tak tetap, bekerja sekedar untuk bisa bertahan hidup. Itupun di antara mereka terjadi banyak kesia-sian dalam menggunakan waktu. Dengan mudahnya ditemui di pagi dan siang hari yang seharusnya adalah waktu untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu yang produktif  malah dipakai untuk berkumpul-kumpul di warung, main kartu, domino, dan sebagainya. Banyak yang berbondong-bondong ke kota besar hanya untuk kemudian menjadi seorang tukang ojek, buruh kasar dan sebagainya padahal di kampung halaman masih banyak tanah yang kosong, terbengkalai tak digarap. Bagi mereka yang bisa menggarap lahan nya untuk bertani atau beternak, hidup pun tak kunjung sejahtera karena kurangnya pengetahuan mereka ataupun jatuh ke tangan para tengkulak dan pedagang besar yang mengendalikan harga sesuka hati mereka.
Para generasi muda penerus bangsa pun masih jauh dari yang diharapkan. Tingkat anak putus sekolah masih sangat tinggi. Banyak ditemui gelandangan anak yang berkeliaran di perempatan jalan di jam-jam sekolah untuk mengais rezeki. Anak-anak yang bersekolah lebih senang menghabiskan waktunya di game-game center untuk bermain.  Banyak siswa yang membolos dan terlibat tawuran antar pelajar. Ingin lulus ujian tapi malas belajar, hingga akhirnya harus mencontek. Ujian nasional pada stres, menangis-nangis, ingin untuk ditiadakan. Gagal ujian nasional, stres, pingsan, atau mengamuk menghancurkan apa yang ada, seolah-olah tak memiliki daya tahan untuk mengarungi hidup yang memang keras. Lulusan sekolah pun tetap menjadi orang tak berguna. Banyak sarjana tak mendapat apa-apa dari yang dipelajarinya. Mereka menyelesaikan jenjang pendidikan yang sudah menghabiskan banyak waktu dan biaya tapi tak ada skill yang didapat. Tak usahlah diharapkan untuk mampu dan berani membuka lapangan usaha sendiri, malahan mencari pihak yang mau menerima mereka bekerja saja kelimpungan.
Apa yang salah dengan Indonesia ? Siapa yang paling bertanggung jawab atas kondisi ini ? Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki ini semua ?
Sungguh, Indonesia sebenarnya pasti mampu untuk menjadi negara besar dan maju jika dilakukan pembenahan di berbagai bidang, khususnya memperbaiki kualitas manusianya. Indonesia adalah negara besar, yang memiliki wilayah yang luas baik daratan maupun lautan yang apabila dipergunakan sebaik-baiknya akan sangat mendorong percepatan perubahan keadaan. Indonesia juga memiliki penduduk yang sangat banyak, termasuk dalam urutan lima besar dunia di bawah China, Amerika Serikat, dan India. Jumlah penduduk yang banyak sebenarnya adalah sebuah potensi besar tersendiri. Coba seandainya ratusan juta penduduk Indonesia itu dididik dengan benar, maka yang dihasilkan adalah ratusan juta penduduk yang berkualitas. Ratusan juta penduduk yang berkualitas tentu jauh lebih hebat dibandingkan hanya jutaan penduduk berkualitas yang dimiliki negara-negara lain yang jauh lebih kecil dari Indonesia.
Pengaruh positif luas wilayah dan jumlah penduduk yang banyak terhadap kebesaran sebuah bangsa adalah sebuah fakta. Coba lihat kekuatan yang menguasai di dunia, seperti Amerika Serikat, Uni Soviet dulunya, China, dan India saat ini. Mereka adalah termasuk di antara negara-negara yang memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang banyak, bahkan jauh lebih banyak dari Indonesia. Mereka adalah negara besar dengan banyak penduduk yang berkualitas sehingga menjadi sumber kekuatan intimidasi tersendiri bagi negara lain. Negara-negara lain harus berpikir ribuan kali untuk “bermain-main” dengan negara - negara ini. Ya, tak lain dan tak bukan dikarenakan mereka adalah negara yang besar wilayahnya dengan penduduk yang banyak tapi berkualitas. Di sisi lain, coba lihat negara-negara maju berkualitas lainnya tapi memiliki wilayah yang sempit dan penduduk yang sedikit, seperti Singapore, beberapa negara Eropa barat, Jepang, dll. Keberadaan mereka sama sekali tak membuat gentar negara sekitarnya terlepas dari kemajuan yang mereka peroleh.
Jepang mungkin pernah menjajah beberapa negara asia, termasuk China dahulunya, ketika waktu itu mereka memiliki penduduk yang lebih berkualitas. Tapi lihat saat ini, ketika China sebagai negara bangkit dari tidurnya dan melakukan banyak perubahan dan percepatan pembangunan, dengan orang-orang yang berperan penting di berbagai bidang dan bersaing di dunia internasional, maka seketika perimbangan kekuatan berubah total. Jepang tak lagi bisa bermain-main dengan China, malahan China yang sudah bisa bermain-main dengan Jepang, terlihat dari berbagai kasus sengketa perbatasan perairan kedua negara. Jepang masih bisa agak tenang, tak lain tak bukan karena di “backing” oleh negara besar lain yakni Amerika Serikat. Seandainya Jepang tak punya  kawan, maka akan pasti bisa langsung dilibas China jika sengketa terjadi. Ini semua diakibatkan China adalah negara yang memiliki wilayah yang sangat luas dan penduduk yang sangat banyak tapi berkualitas. Begitu juga halnya dengan negara-negara Eropa, mereka sebenarnya “nothing” jika berdiri hanya sebagai sebuah negara, dibandingkan negara maju lain yang berpenduduk banyak. Mereka baru memiliki kekuatan ketika mereka saling bantu sama lain, bersama-sama di bawah naungan Uni Eropa.
Oleh karena itu tak salah saya katakan Indonesia sangat-sangat berpotensi menjadi salah satu kekuatan besar atau negara super power karena memiliki segala persyaratan untuk itu, asalkan dilakukan perbaikan yang nyata atas kualitas manusianya; tinggal bangsa Indonesia sendiri yang memutuskan,apa mau berubah atau tidak, mau bangkit atau tidak. “

sumber : http://horizonwatcher.blogdetik.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text