BAB I PENDAHULUAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku perkuliahan baik itu praktek maupun teori. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja yaitu sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang handal khususnya dibidang tekstil. Selama berlangsungnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini juga diharapkan dapat berbagi ilmu dan membantu memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang dihadapai IKM.
Kegiatan Praktek Kerja lapangan berlangsung selama 30 hari kerja terhitung tanggal 5 Maret – 7 April 2012 di Industri Kecil dan Menengah (IKM) Batik Sogan Batik Rejodani yang berlokasi di jalan Palagan Tentara Pelajar KM 10, Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman - Yogyakarta. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanan praktek kerja lapangan ini diharapkan untuk dapat menyusun suatu karya tulis tugas akhir dalam bentuk laporan kerja praktek dan dapat mempertanggungjawabkannya sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan program diploma tiga (III) jurusan Teknologi Penyempurnaan Kain ( Kimia Tekstil ) Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Laporan kerja praktek ini memuat tentang keadaan umum dan khusus IKM Sogan Batik Rejodani mulai dari kebijakan dan aturan pemerintah, sejarah dan perkembangan usaha, struktur organisasi, permodalan dan pemasaran, ketenagakerjaan, proses produksi, penunjang produksi serta permasalahan IKM. Selain itu, laporan ini berisi tentang penyuluhan / pendampingan yang dilakukan di Industri Kecil dan Menengah (IKM) Sogan Batik Rejodani dan mengangkat salah satu permasalahan khusus dengan solusi pemecahan masalahnya.
IKM Sogan Batik Rejodani merupakan salah satu Industri Kecil Menengah yang bergerak di bidang tekstil yang berdiri sejak tahun 2001. Struktur organisasi IKM Sogan Batik Rejodani sudah tersusun sistematis akan tetapi belum tertulis. Namun organisasi IKM Sogan Batik Rejodani secara tidak langsung masih dibantu oleh pemilik. Jumlah tenaga kerja sampai bulan April 2012 sebanyak 35 orang tenaga kerja dengan rincian 11 orang laki-laki dan 24 orang perempuan 2 orang di bagian Resto.
Proses produksi di IKM Sogan Batik Rejodani terdiri dari proses pembuatan pola dan motif, proses pembatikan, proses pewarnaan, proses pelorodan, pencucian, pengeringan serta pengendalian mutu.
Dalam proses pengerjaan batik hingga ke tangan konsumen, IKM Sogan Batik Rejodani memiliki sarana penunjang produksi, tenaga kerja, modal dan wilayah pemasaran yang dijelaskan pada BAB II. Pada BAB ini juga dijelaskan mengenai kebijakan dan aturan pemerintah, sejarah berdirinya IKM Sogan Batik Rejodani, jenis dan jumlah produksi dan pengendalian mutu terhadap proses pembuatan produk hingga produk dipasarkan. Selain itu, dibahas mengenai permasalahan yang dihadapi IKM Sogan Batik Rejodani dilihat dari beberapa aspek.
Pada BAB III dijelaskan mengenai rencana pendampingan / penyuluhan yang telah dilakukan selama masa Praktek Kerja Lapangan di IKM Sogan Batik Rejodani. Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat membantu pemecahan masalah dan adanya perubahan berupa kemajuan IKM Sogan Batik Rejodani.
Pengambilan masalah khusus serta pembahasannya dijelaskan pada BAB IV. Permasalahan dikhususkan dari segi aspek teknis yaitu pada proses pencelupan pada kain kapas dengan zat warna bejana larut (Indigosol). Kain batik dicelup dengan zat warna bejana larut secara umum sudah banyak pelaku IKM menggunakan pencelupan dengan zat warna bejana larut karena proses dalam pelaksanaannya relatif mudah dan efesien dibanding dengan zat warna yang lainnya, selain itu zat warna bejana larut juga jauh lebih bagus dibanding dengan zat warna lainnya dalam segi ketahanan luntur dan kerataan warnanya. Akan tetapi jika dalam proses penggunaannya metoda dan resep yang digunakan tidak sesuai dengan metoda dan resep pencelupan zat warna bejana larut maka, hasil yang didapat tidak optimal resiko terjadinya belang dan kurang baik ketahanan luntur terhadap pencuciannnya akan mudah terjadi. Pada IKM Sogan Batik Rejodani belang dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian tidak jarang dijumpai. Selama diamati proses pencelupan zat warna bejana larut pada IKM Sogan Batik Rejodani ini, kemungkinan metoda yang digunakan tidak sesuai dan kurangnya penambahan zat pembantu dalam proses pencelupan yang mungkin menyebabkan terjadinya belang serta waktu pencelupan kurang menyebebkan zat warna belum sepenuhnya berdifusi kedalam serat. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi IKM Sogan Batik Rejodani. Untuk itu perlu dilakukan percobaan mencari resep optimal yaitu metoda pencelupan dan penambahan garam ( NaCl ) agar diperoleh hasil celupan dengan kerataan dan ketahanan luntur terhadap pencucian yang baik. Penentuan resep optimal pada proses pencelupan kain kapas dengan zat warna bejana larut melalui evaluasi pada bahan yang diuji. Evaluasi yang dilakukan yaitu uji kerataan warna secara visual, ketahanan luntur terhadap pencucian dan ketahanan luntur terhadap gosokan. Kesimpulan serta saran dijelaskan pada BAB V.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di IKM Sogan Batik Rejodani berjalan cukup baik, area IKM Sogan Batik Rejodani cukup luas dan hampir semua tempat kegiatan perusahaan diarea IKM Sogan Batik Rejodani, semua ruangan terpisah satu sama lain. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi selama kegiatan ini berlangsung, misalnya untuk produksi batik cap jauh dari lokasi IKM, bahkan pada saat melakukan Praktek Kerja Lapangan kita tidak melihat kegiatan / proses pencapan dan karyawan IKM Sogan Batik Rejodani yang pada umumnya kurang aktif dalam menanggapi saran – saran yang diberikan untuk kelancaran dan kemajuan IKM Sogan Batik Rejodani.
